BANTUL- UPTD Puskesmas Piyungan mengadakan rapat Evaluasi Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah dengue (DBD) Tahun 2022 pada Sabtu (03/12) di Aula Kapanewon Piyungan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Piyungan, Kepala Puskesmas Piyungan, Tim World Mosquito Program (WMP), Kamituwo Kalurahan, dan kader jumantik dari 60 padukuhan. Dalam pelaksanaan kegiatan, membahas gambaran kasus, upaya pencegahan dan pengendalian DBD yang sudah dilaksanakan selama satu tahun, serta rencana penarikan ember nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia.

Programer DBD UPTD Puskesmas Piyungan, Nur Cholifah, menyampaikan sampai Bulan Oktober 2022, jumlah kasus DBD di Kapanewon Piyungan mencapai 76, dengan rincian di Kalurahan Srimartani 34 kasus, Kalurahan Srimulyo 31 kasus, dan Kalurahan Sitimulyo 16 kasus. Sedangkan untuk Angka Bebas Jentiknya, di Kalurahan Srimartani ada 88,06%, Kalurahan Srimulyo 88,73%, dan Kalurahan Sitimulyo 86,04%.

“Dengan jumlah kasus yang masih tinggi, dan Angka Bebas Jentik yang belum mencapai standar, maka masih diperlukan berbagai upaya untuk menekan kasus DBD dan upaya untuk meningkatkan Angka Bebas Jentik. Walaupun presentase Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di Kapanewon Piyungan sudah mencapai lebih dari 80%, tetapi Pemberantasan Sarang Nyamuk secara berkala harus tetap dilaksanakan”. Ungkapnya. 

Selain itu, Nur Cholifah juga menuturkan bahwa faktor risiko DBD di Kapanewon Piyungan adalah mobilitas dan tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi, cuaca yang tidak menentu, serta masih ditemukannya tempat-tempat perindukan nyamuk di lingkungan rumah penduduk.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan acara berpamitan dari Tim WMP Selaku pendamping Program Wolbachia Wis Masuk Mbantul kepada seluruh peserta rapat, karena di Bulan Desember 2022 program tersebut sudah selesai dan diharapkan bisa menjadi program pelengkap pencegahan DBD di Kapanewon Piyungan.